Leelou Blogs
topbella

Selasa, 07 Desember 2010

HUBUNGAN ANTARA JUMLAH ANAK DENGAN KEPUASAN PERNIKAHAN PADA KAUM ISTRI DI METRO MANILA, FILIPINA.




Berta Esti Ari Prasetya

ABSTRACT
This study investigated whether the number of children was related to wife’s marital satisfaction. A survey method using questionnaires was used in collecting the data. There were 125 Filipino working wives participated. The result of Pearson correlational analysis showed that number of children was negatively correlated with wife’s marital satisfaction (r = - .260, p < .05).
Keyword: number of children, wife’s marital satisfaction

Pendahuluan
Pernikahan dipercaya memiliki implikasi yang luas terhadap kesehatan mental maupun fisik pasangan yang terikat dalam pernikahan (Carstensen, Graff, Levenson, & Gottman, 1996). Pernikahan yang tidak bahagia terbukti dapat memicu kekerasan dalam rumah tangga (Markman, Renick, Floyd, & Stanley, 1993). Sementara penelitian yang lain menunjukkan bahwa kualitas pernikahan yang rendah dapat menurunkan kesehatan psikologis, meningkatkan stress psikologis (Ross, Mirowsky, & Goldsteen, 1990), serta berkorelasi dengan meningkatnya depresi terutama pada wanita (Dehle & Weiss, 1998).
Uniknya, pengaruh kualitas pernikahan terhadap kesehatan berbeda antara pria dan wanita. Penelitian  Hess & Soldo (1985) mencatat bahwa pria yang telah menikah tampak lebih sehat daripada pria lajang baik bagi mereka yang pernikahannya membahagiakan ataupun tidak. Sementara, bagi wanita, mereka yang telah menikah lebih tinggi nilai kesehatan psikologisnya dibandingkan wanita yang belum menikah hanya bila pernikahan mereka bahagia. Penelitian Belsky & Fish (1991) juga menunjukkan bahwa kepuasan pernikahan kaum ibu terbukti berpengaruh terhadap kesehatan emosional anak-anak mereka, sementara tidak demikian dengan kepuasan pernikahan kaum bapak. Mengingat hal inilah, meneliti kualitas atau kepuasan pernikahan kaum istri tampaknya menjadi lebih bermanfaat dan penting untuk dilakukan.
Sehubungan dengan kepuasan pernikahan pada kaum istri, salah satu hal yang menarik untuk dikaji adalah, jumlah anak. Di Asia, semakin banyak anak dipercaya membawa rejeki bagi keluarga. Tetapi faktanya, bagi wanita, tambahan anak merupakan tambahan tanggung jawab yang harus diemban, karena nilai-nilai tradisional di Asia menyebutkan bahwa  tugas utama ibu adalah mengurus anak (Bulatao, 1978). Kerepotan mengurus anak mungkin dapat menimbulkan kelelahan fisik maupun psikis bagi para ibu, yang bisa saja mengakibatkan para ibu tidak dapat lagi menikmati arti perkawinan bagi hidupnya.
Oleh karena itu, penelitian ini bermaksud untuk menjawab pertanyaan: apakah ada korelasi antara jumlah anak dengan kepuasan pernikahan pada wanita.      

Landasan Teoritis
Kepuasan Pernikahan
Kebahagiaan pernikahan dan kepuasan pernikahan digunakan secara bergantian dalam literatur penelitian. Spanier and Cole (dalam Schumm, dkk., 1986) mendefinisikan kepuasan pernikahan sebagai evaluasi subjektif mengenai perasaan seseorang atas pasangannya, atas perkawinannya dan atas hubungannya dengan pasangannya. Dengan demikian, kepuasan pernikahan adalah suatu hal yang subjektif, tergantung pada sejauh mana pernikahan yang dimilikinya telah memenuhi harapan orang tersebut (L. Scanzoni & J. Scanzoni, 1976).
Kepuasan pernikahan dianggap sangat penting dalam menjaga kelanggengan pernikahan (Fonollera, 1994). Dayan, Magno, and Tarroja (2001) menemukan bahwa diantara pemohon perceraian di Filipina, baik pria maupun wanita mengalami ketidak puasan pernikahan yang membawa mereka ke kondisi stress di segala hal. 
Bradbury dkk. (2000) menyebutkan bahwa ada beberapa faktor yang berhubungan dengan kepuasan pernikahan yaitu: (a) fungsi kognitif orang tersebut; (b) fungsi afektif orang tersebut; (c) sertaan fisiologis dari interaksi antara suami-istri; (c) pola perilaku suami-istri; (d) ada tidaknya tindak kekerasan antara suami-istri; (e) faktor sosiodemografis seperti umur, jumlah anak, status sosioekonomis, lamanya pernikahan; (f) life stressor dan masa transisi dalam kehidupan; (g) macrocontext, seperti ekonomi nasional, budaya, dll.
 Jumlah Anak dan Kepuasan Pernikahan
Jumlah anak adalah banyaknya anak yang masih hidup yang dimiliki oleh pasangan suami dan menjadi tanggungan suami istri tersebut. Pada masa sebelumnya, penelitian Nye (1961) menunjukkan fakta bahwa jumlah anak tidak berpengaruh terhadap kepuasan pernikahan. Namun penemuan ini tampaknya tidak didukung oleh hasil penelitian-penelitian berikutnya. Gottman dan Notorius (2002a) dalam Decade Review on Marital Research menyebutkan bahwa 13-15 penelitian longitudinal menunjukkan bahwa kehadiran anak tampaknya menimbulkan stress dan memicu kemerosotan kepuasan pernikahan. Hicks dan Platt (dalam Gottman & Notorius, 2002a) juga menyatakan bahwa anak-anak bukannya membuat pernikahan tampak menarik, tapi sebaliknya justru memberikan kontribusi dalam penurunan tingkat kepuasan terhadap pernikahan.
Banyak penelitian membuktikan bahwa meskipun telah ada peningkatan keterlibatan para pria dalam mengurus anak, namun rupanya pembagian tanggung jawab membesarkan anak tetap berada di pundak para wanita (C.P. Cowan & P.A. Cowan, 1992). Penelitian Farkas (dalam Huber & Spitze, 1980) juga menemukan bahwa wanita yang menikah, baik yang bekerja ataupun tidak, biasanya tetap bertanggung jawab untuk pekerjaan rumah dan pengasuhan anak, sehingga wanita mengalami “double-burden”. Aldous (1996) menambahkan adanya rasa kelelahan tampaknya membuat para wanita tidak dapat lagi menikmati kebersamaan dengan suaminya, sehingga pada gilirannya menurunkan kepuasan terhadap pernikahannya.
Dalam penelitian yang lain Greenstein (1996) menemukan bahwa pembagian kerja yang kurang adil antara wanita dengan pria rupanya dapat memicu perasaan ketidakadilan yang dirasakan oleh para wanita. Dalam kenyataan sehari-hari, sebagaimana diungkapkan oleh penelitian Farkas pada para wanita pekerja (dalam Huber & Spitze, 1980) meskipun para wanita bekerja, tetapi tugas pengasuhan anak seringkali tetap dibebankan kepada para wanita. Dengan demikian wanita mendapat tugas rangkap, yaitu sebagai pencari nafkah sekaligus pengasuh anaknya. Semakin banyak anak yang dimiliki, semakin besar pula tugas yang harus diemban oleh wanita pekerja dibandingkan pria. Hal ini mengakibatkan semakin besar pula ketidakadilan yang dirasakan oleh wanita akibat pembagian kerja yang kurang memihak pada sang wanita. Hal ini lebih lanjut mengakibatkan perasaan tidak puas terhadap perkawinannya. Tidak mengherankan bahwa suatu penelitian menemukan bahwa wanita mengalami penurunan kepuasan pernikahan lebih cepat daripada para pria (C.P. Cowan & P.A. Cowan) terutama setelah kelahiran anak-anak mereka.
Penelitian pada wanita Afrika-Amerika juga menunjukkan fakta bahwa memiliki lebih banyak anak memiliki korelasi negatif dengan persepsi mengenai kestabilan pernikahan (Greenstein,1996). Artinya semakin banyak anak, semakin pula para wanita ini tidak yakin bahwa pernikahannya akan langgeng.  

Hipotesis
Berdasarkan kajian teoritis di atas, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
Ada hubungan negatif antara jumlah anak dengan kepuasan pernikahan pada kaum istri.

Metode Penelitian
Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah kepuasan pernikahan. Sedangkan jumlah anak merupakan variable bebas dalam penelitian ini.
Penelitian ini adalah penelitian survey, yang menggunakan metode angket dalam pengumpulan datanya. Jumlah anak, usia kronologis dan usia pernikahan diperoleh dari data pribadi yang diisi oleh subjek penelitian. Kepuasan pernikahan diukur menggunakan skala Kansas Marriage Satisfaction yang dikembangkan oleh Schumm dkk. (Schumm dkk., 1986). Skala ini telah terbukti memiliki validitas dan reabilitas yang tinggi (dengan r bergerak dari 0,91-0,93 dan nilai Cronbach’s Alpha 0,96).
Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah accidental sampling. Penelitian diikuti oleh 125 wanita pekerja di Metro Manila, Filipina. Data dianalis menggunakan analisis korelasi dari Pearson menggunakan program SPSS 11.00.

Hasil Penelitian
  Hasil analisis data menunjukkan hasil sebagai berikut:
Ada korelasi negatif yang signifikan antara jumlah anak dengan kepuasan pernikahan pada wanita dengan nilai r sebesar -0,260 dengan p < 0,05. Dengan demikian hipotesis penelitian diterima.

Pembahasan
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Hicks dan Platt (dalam Gottman dan Notorius, 2002a), maupun C.P. Cowan & P.A. Cowan (1992), Farkas (dalam Huber & Spitze, 1980), Aldous (1996), maupun Greenstein (1996) bahwa bertambahnya jumlah anak bukannya meningkatkan kepuasan terhadap pernikahan tetapi justru sebaliknya menurunkan tingkat kepuasan pernikahan.
Alasan-alasan yang dikemukakan oleh peneliti sebelumnya menyangkut fenomena ini adalah bahwa tanggung jawab pengasuhan yang biasanya dibebankan pada wanita akan  menimbulkan kelelahan fisik dan psikis, sehingga wanita cenderung kehilangan kebersamaan yang bermakna dengan suaminya semakin banyak anak yang dimilikinya (Aldous, 1996).
Lebih lanjut, Greenstein (1996) mengemukakan bahwa pembagian tugas yang tidak adil dengan suami termasuk dalam tanggung jawab pengasuhan yang dibebankan pada wanita merupakan faktor yang dapat menimbulkan perasaan ketidakadilan yang dirasakan oleh para wanita. Selanjutnya perasaan tidak adil ini dapat menyebabkan munculnya ketidakpuasan terhadap pernikahan.
Hasil penelitian ini nampaknya kurang mendukung keyakinan tradisional di Asia bahwa semakin banyak anak, maka suami istri akan semakin bahagia. Penelitian ini justru menyebutkan bahwa semakin banyak anak yang dimiliki oleh pasangan, maka kepuasan pernikahan yang dirasakan oleh wanita akan semakin menurun.

Penutup
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah anak memiliki hubungan negatif yang signifikan dengan kepuasan pernikahan pada kaum istri. Hal ini memberikan semacam peringatan bagi pasangan bahwa usaha untuk mempertahankan kepuasan pernikahan perlu lebih ditingkatkan seiring dengan bertambahnya jumlah anak.
Peneliti lain mungkin bisa meneliti faktor-faktor lain yang menjadi variabel mediator antara jumlah anak dan kepuasan pernikahan ini. Misalnya saja, variabel usia anak, dukungan sosial dari keluarga maupun suami, gender role dari istri sendiri, persepsi istri sendiri tentang kehadiran anak, dll. Dengan dikembangkannya penelitian selanjutnya, kiranya dapat membuka jalan untuk diperolehnya ide-ide mengenai cara-cara untuk mempertahankan kepuasan pernikahan seiring dengan bertambahnya jumlah anak.   

Daftar Pustaka
Aldous, J. (1996). Family careers. California: SAGE Publications, Inc.

Belsky, J., & Fish, M. (1991). Continuity and discontinuity in infant negative and positive emotionality: Family antecedents and attachment consequences. Developmental Psychology, 27, 421-431.

Bulatao, J. (1978). The Manileno’s mainsprings. Four readings on Phillippine values. Quezon City, Philippine: Ateneo de Manila Press.

Bradbury, T. N., Fincham, F .D., & Beach, S. R. H. (2000). Research on the nature and determinants of marital satisfaction: A decade in review. Journal of Marriage and the Family, 62, 964-980.

Carstensen, L. L., Graff, J., Levenson, R. W., & Gottman, J. M. (1996). Affect in intimate relationships: The developmental course of marriage. In C. Magai & S. H. Mc Fadden (Eds.), Hand book of emotion, adult development and aging (pp 227-247). California: Academic Press.

Cowan, C.P. & Cowan, P.A. (1992). When partners becomes parents: the big life change for couples. New York: Basicc Book.

Dayan, N. A., Magno, E. T. T., & Tarroja, M. C. H. (2001). Marriages made on earth. Manila, Philippine: De La Salle University Press Inc.

Dehle, C., & Weiss, R. L. (1998). Sex differences in prospective associations between marital quality and depressed mood. Journal of Marriage and the Family, 60, 1002-1011.

Fonollera, M. B. (1994). Women’s best of two worlds: Career and marriage. Metro Manila, Philippine: Melfon Publishing, Inc.

Gottman, J. M., & Notarius, C. I. (2002a). Marital research in the 20th century and a research agenda for the 21st century. Family Process, 41: 159-197.

Greenstein, T.N. (1996). Gender ideology and perceptions of the fairness of the division of household labor: Effect on marital quality. Social Forces, 74.

Hess, B., & Soldo, B. (1985). Husband and wife networks. In W. J. Sauer & R. T. Coward (Eds.), Social support networks and the care of the elderly: Theory, research and practice (pp. 67-92). New York: Springer

Huber, J., & Spitze, G. (1980). Considering divorce: An expansion of Becker’s theory of marital instability. The American Journal of Sociology, 86, 75-89.

Markman, H. J., Renick, M. J., Floyd , F. J., & Stanley, S. M. (1993). Preventing marital distress through communication and conflict management training: A 4 and 5 year follow-up. Journal of Consulting and Clinical Psychology, 61, 70-77. 

Nye, F.I. (1967). Maternal employment and marital interaction: Some contingens conditions. Social Forces, 40, 113-119.

Ross, C. E., Mirowsky, J., & Goldsteen, K. (1990). The impact of the family on health: The decade in review. Journal of Marriage and the Family, 52, 1059-1078.

Schumm, W. R., Paff-Bergen, L. A., Hatch, R. C., Obiorah, F. C., Copeland, J. M., Meens, L. D., et al. (1986). Concurrent and discriminant validity of the Kansas Marital Satisfaction Scale. Journal of Marriage and the Family, 48, 381-387. 

Scanzoni, L., & Scanzoni, J. (1976). Men, women and change: A sociology of marriage and family. New York: Mc Graw Hill Inc.



1 komentar:


  1. DAPATKAN JACKPOTMU DI BOLAVITA.

    merasa bosan dan uang habis dengan sia sia?

    Bolavita adalah situs judi online terpercaya dan aman untuk dimainkan.ada banyak jenis permainan yaitu Bola tangkas,Casino live,Sabung Ayam,Taruhan Bola,Togel online,Games Virtual dan Judi Balapan Tikus.
    disini banyak bonus yang akan kami berikan untuk anda
    * Casino Online Flat Cashback 5%
    * Bola Tangkas Online Flat Cashback 10%
    * Bonus Referral Permainan Online 7%+2%
    * Bonus Returning Member 200.000

    Kami menyediakan Register,Deposit dan Withdraw menggunakan bank lokal seperti BCA,MANDIRI,BNI,BRI,DANAMON DAN CIMB NIAGA.


    Gak bakalan nyesal deh daftar di Bolavita

    WA / TELEGRAM : +62812-2222-995
    INSTAGRAM : @bola.vita
    FACEBOOK : @bolavita.ofc
    TWITTER : @BVgaming_net
    LINE : @CS_bolavita


    (¯`·.¸¸.·´¯`·.¸¸.-> LIVECHAT 24 JAM <-.¸¸.·´¯`·.¸¸.·´¯)

    #bolavita #terpercaya #sabungayam #casino #deposit #pokeronline #judionlineterbaik #banyakbonus #superpromo #livechat24jam #fastrespon

    BalasHapus

About Me

Foto saya
Love arts and jokes... Life is tasteless without both of it!